Walaupun malamnya sudah tidur cukup, bukan berarti lantas siang hari jadi kebal terhadap kantuk. Mengantuk di siang hari bukan hanya disebabkan oleh karena kecapekan atau kurang tidur, namun juga karena faktor lain yang luput dari perhatian.
Ilmuwan di Amerika Serikat baru saja menemukan bahwa kadar karbondioksida yang tinggi dapat mempengaruhi konsentrasi dan pengambilan keputusan. Penghasil utama karbondioksida di dalam ruangan adalah manusia. Jika kadarnya berlebihan, akibatnya akan mengganggu konsentrasi dan mudah mengantuk.
Dalam laporan yang dimuat jurnal Environmental Health Perspectives, para peneliti dari State University of New York dan the University of California menjelaskan bahwa kadar karbondioksida di luar ruangan adalah sekitar 380 bagian per juta (ppm). Namun di dalam ruangan, kadarnya bisa mencapai beberapa ribu ppm.
Di dalam kelas, konsentrasinya seringkali melebihi 1.000 ppm dan kadang-kadang bahkan melebihi 3.000 ppm. Dalam taraf ini, karbondioksida tidak berbahaya bagi kesehatan, namun dapat mempengaruhi kemampuan orang untuk berpikir atau membuat keputusan.
Peneliti juga menemukan bahwa konsentrasi karbondioksida di gedung perkantoran umunya tak lebih dari 1.000 ppm, kecuali di ruang pertemuan saat diadakannya rapat untuk waktu yang lama. Hal ini dapat menjelaskan mengapa orang jadi mudah mengantuk ketika rapat atau di dalam kelas, yaitu karena kadar karbondioksida meningkat drastis.
"Kami sebelumnya memiliki keyakinan bahwa kadar karbondioksida yang kami temukan di gedung-gedung tidak begitu penting dan tidak memiliki dampak langsung pada manusia. Jadi temuan ini cukup mengejutkan," kata peneliti, William Fisk seperti dilansir Daily Mail, Minggu (21/10/2012).
Dengan kadar karbondioksida sebanyak 1.000 ppm seperti yang sering dijumpai di kantor, relawan dalam penelitian sudah menunjukkan penurunan performa secara dramatis, yaitu hanya berhasil menyelesaikan 6 dari 9 tes yang diberikan. Performanya jadi jauh memburuk ketika kadar karbondioksida meningkat sampai 2.500 ppm.
"Penelitian sebelumnya telah menemukan bahwa kadar 10.000 ppm dan 20.000 ppm merupakan tingkat di mana efeknya mulai terasa. Itulah mengapa temuan ini sangat mengejutkan," kata peneliti lainnya, Mark Mendell.
Para peneliti menjelaskan bahwa ada kemungkinan kelas yang ventilasinya buruk atau ruangan yang dijadikan sebagai tempat berkumpul banyak orang akan berakibat negatif bagi orang-orang di dalamnya. Buruknya sistem ventilasi seringkali merupakan konsekensi dari kebutuhan untuk menghemat energi
"Ketika ada dorongan untuk meningkatkan efisiensi energi, ada dorongan untuk membuat bangunan jadi lebih lebih sempit dan lebih murah untuk dikelola," kata Dr Mendell.
Namun akibatnya, dr Mendell menjelaskan, risiko berupa efek buruk terhadap penghuninya justru terabaikan. Jika orang tidak bisa berpikir atau mengeluarkan kemampuannya baik, maka dampak ekonominya justru dapat berbalik merugikan.
sumber
Ilmuwan di Amerika Serikat baru saja menemukan bahwa kadar karbondioksida yang tinggi dapat mempengaruhi konsentrasi dan pengambilan keputusan. Penghasil utama karbondioksida di dalam ruangan adalah manusia. Jika kadarnya berlebihan, akibatnya akan mengganggu konsentrasi dan mudah mengantuk.
Dalam laporan yang dimuat jurnal Environmental Health Perspectives, para peneliti dari State University of New York dan the University of California menjelaskan bahwa kadar karbondioksida di luar ruangan adalah sekitar 380 bagian per juta (ppm). Namun di dalam ruangan, kadarnya bisa mencapai beberapa ribu ppm.
Di dalam kelas, konsentrasinya seringkali melebihi 1.000 ppm dan kadang-kadang bahkan melebihi 3.000 ppm. Dalam taraf ini, karbondioksida tidak berbahaya bagi kesehatan, namun dapat mempengaruhi kemampuan orang untuk berpikir atau membuat keputusan.
Peneliti juga menemukan bahwa konsentrasi karbondioksida di gedung perkantoran umunya tak lebih dari 1.000 ppm, kecuali di ruang pertemuan saat diadakannya rapat untuk waktu yang lama. Hal ini dapat menjelaskan mengapa orang jadi mudah mengantuk ketika rapat atau di dalam kelas, yaitu karena kadar karbondioksida meningkat drastis.
"Kami sebelumnya memiliki keyakinan bahwa kadar karbondioksida yang kami temukan di gedung-gedung tidak begitu penting dan tidak memiliki dampak langsung pada manusia. Jadi temuan ini cukup mengejutkan," kata peneliti, William Fisk seperti dilansir Daily Mail, Minggu (21/10/2012).
Dengan kadar karbondioksida sebanyak 1.000 ppm seperti yang sering dijumpai di kantor, relawan dalam penelitian sudah menunjukkan penurunan performa secara dramatis, yaitu hanya berhasil menyelesaikan 6 dari 9 tes yang diberikan. Performanya jadi jauh memburuk ketika kadar karbondioksida meningkat sampai 2.500 ppm.
"Penelitian sebelumnya telah menemukan bahwa kadar 10.000 ppm dan 20.000 ppm merupakan tingkat di mana efeknya mulai terasa. Itulah mengapa temuan ini sangat mengejutkan," kata peneliti lainnya, Mark Mendell.
Para peneliti menjelaskan bahwa ada kemungkinan kelas yang ventilasinya buruk atau ruangan yang dijadikan sebagai tempat berkumpul banyak orang akan berakibat negatif bagi orang-orang di dalamnya. Buruknya sistem ventilasi seringkali merupakan konsekensi dari kebutuhan untuk menghemat energi
"Ketika ada dorongan untuk meningkatkan efisiensi energi, ada dorongan untuk membuat bangunan jadi lebih lebih sempit dan lebih murah untuk dikelola," kata Dr Mendell.
Namun akibatnya, dr Mendell menjelaskan, risiko berupa efek buruk terhadap penghuninya justru terabaikan. Jika orang tidak bisa berpikir atau mengeluarkan kemampuannya baik, maka dampak ekonominya justru dapat berbalik merugikan.
sumber